SPACE IKLAN

PASANG IKLAN disini HUBUNGI ARYO 085694952636

SPACE IKLAN

PASANG IKLAN disini HUBUNGI ARYO 085694952636

SPACE IKLAN

PASANG IKLAN disini HUBUNGI ARYO 085694952636

SPACE IKLAN

PASANG IKLAN disini HUBUNGI 085694952636

SPACE IKLAN

PASANG IKLAN disini HUBUNGI ARYO 085694952636

Jumat, 24 September 2010

Ingatlah Tuhanmu, Niscaya Hatimu akan Tenang


Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka beritawakkal. (Yaitu) orang-rang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. al-Anfaal; 2-3).

Iman yang sejati adalah mereka yang ketika disebut asma Allah, lalu bergetarlah hatinya, dan merasa terpanggil untuk melakukan perintah-Nya, dan apabila mendengar lantunan ayat al-Qur'an ia tersentuh hatinya dan bertambah kekuatan imannya.

Keimanan yang sejati adalah mereka yang tidak jemu berusaha mendapatkan hidayah Allah, ia selalu melaksanakan perintah-Nya, menjauhi sesuatu yang mendekatkan pada kekafiran, kefasikan, serta menentang segala rayuan setan dan hawa nafsu. Keimanan yang sejati adalah mereka yang selalu memperbanyak ilmu pengetahuan yang berguna, memperbanyak pahala dengan mengaji ayat-ayat Allah lalu merenungkannya. Ial selalu beristighfar, bertaubat atas segala dosa-dosanya, selalu berdzikir dalam setiap keadaan, baik senang maupun dalam keadaan menderita, dan selalu berpikir optimis.

Optimisme dalam Islam adalah mencakup semua aspek kehidupan. optimisme dalam ibadah artinya berusaha melakukan ibadah sebaik-baiknya dan menafkahkan sebagian harta dan jiwanya menuju ke jalan yang benar dan lurus serta jalan yang diridhai oleh Allah, ia selalu berjihad dengan harapan semata-mata untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, lalu menggantungkan harapan besar diri kepada Allah SWT.

Jumat, 17 September 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H




SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H
Minal Aidin Wal Faizin... MOHON MAAF LAHIR dan BATIN

Karena sebuah kesibukan di bulan Ramadhan kami tidak bisa meng update SITUS ini tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

ISLAMIC inside akan memposting artikel-artikel terbaru pada akhir-akhir bulan ini, Insya Allah..

Kepada Para Pengunjung dan Para Pembaca kami ucapkan terima kasih.

Selasa, 03 Agustus 2010

Marhaban Yaa Ramadhan


Marhaban Ya Ramadhan, Selamat datang Ramadhan, Selamat datang bulan yang penuh Rahmat dan Ampunan.

Bulan yang dinanti semua umat Islam tanpa terasa beberapa hari lagi tiba, Puasa dibulan Ramadhan adalah puasa vertikal antara Manusia kepada Allah. karenanya puasa ini tidak dapat dinilai oleh manusia lain.

Puasa merupakan bukti keimanan dan keikhlasan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Ramadhan adalah satu amalan khusus yang tidak dijumpai pada bulan-bulan lainnya adalah Puasa Ramadhan karenanya juga disebut syahrush shiyam. Kita perhatikan ayat dibawah ini :

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِينَ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُون

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa" (al-Baqarah : 183)

Ayat diatas merupakan berisi perintah puasa untuk semua manusia yang beriman diseluruh dunia. Ayat ini mutlak diperuntukan untuk orang-orang yang beriman karena itu ayat ini berawal "Hai orang-orang yang beriman" kenapa ?? tadi saya sudah jelaskan Puasa ini adalah puasa vertikal antara Manusia dengan Allah SWT, karenaya puasa ini tidak dapat dinilai oleh orang lain.

Jauh sebelum Rasulullah menerima wahyu umat terdahulu juga mendapat perintah yang sama, inilah yang kita dapati dalam Ayat tersebut diatas ".... diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu..." . Nabi-nabi dan Rasul-rasullah sebelum Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu ini pun mereka melaksanakan Puasa.

Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa nabi Adam as. sesampainya di bumi setelah diturunkan dari sorga akibat dosa dan kesalahan yang dilakukan, dia bertaubat kepada Allah swt dan berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa hari putih yang juga sunah untuk dikerjakan pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.

Nabi Daud as juga melaksanakan puasa, bahkan dalam waktu yang cukup lama yaitu setengah tahun, di mana nabi Daud berpuasa satu hari dan berbuka satu hari begitulah selama satu tahun. Al-Qurthubi, dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan, puasa kepada Yahudi selama 40 hari, kemudian umat nabi Isa selama 50 hari. Tetapi kemudian mereka merubah waktunya sesuai keinginan mereka. Jika bertepatan dengan musim panas mereka menundanya hingga datang musim bunga. Hal itu mereka lakukan demi mencari kemudahan dalam beribadah.


Kamis, 15 Juli 2010

Sabar adalah Benteng yang Tangguh



"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya (QS. al-Baqarah [2] : 45-46)".


Sabar adalah benteng yang kukuh yang tidak dapat dirasuki oleh berbagai keresahan atau keluhan. Bersabar adalah bagaikan perisai yang tangguh yang dapat menembus segala dinding yang terbuat dari beton sekalipun dan tidak retak tatkala ditusuk. Sabar adalah bekal seumur hidup yang tak pernah basi, penolong yang tak pernah surut, dan tembok yang tak pernah runtuh saat dihadapkan pada bencana.

Orang yang ingin selamat dari kehidupan malapetaka yang suram, maka sabar akan menepis segala gejolak tersebut dan merubah yang suram menajdi terang dan sujud (shalat) akan menjadi pahlawan di saat kehidupan tak menentu. Sabar adalah keyakinan, keyakinan adalah menanggung segala rintangan hidup dengan tenang, dan keyakinan adalah mata rantai yang giigh dan tak dapat diusik sedikitpun keteguhannya. Keyakinan adalah sikap selalu optimis dan memandang positif terhadap musimbah yang dihadapi. Keyakinan adalah pemusatan pikiran yang selalu positif dan sulit digoyahkan.

Minggu, 11 Juli 2010

Secarik untuk Saudaraku

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?QS. al-Anbiya (21) : 34

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
QS. al-Anbiya (21) : 35

Cepat atau Lambat maut pastilah datang, tak ada yang kekal didalam dunia ini semua punya masanya itulah yang tersirat dalam firman Allah diatas.

Buat temanku, sahabatku dan saudaraku PRIMA ADITYA NUGRAHA ikhlaslah karena memang semua itu sudah tertulis dalam KITAB-NYA. Semoga Almarhum dilapangankan kuburnya, diterima amal ibadahnya, dan ditempatkan ditempat yang istimewa. Amminn..!!

Temanku ku yakin Ayah mu bangga mempunyai anak sepertimu yang mandiri..!!

Sahabatku ku yakin dirimu pastilah bisa imam buat keluargamu, menjadi panutan buat adik-adikmu..!!

Saudaraku Allah memang telah memanggil Ayahmu namun Dia telah menitipkan sosok Ayah yang bertanggung jawab pada dirimu..!!

Semua untuk yang telah membaca artikel ini, berkenan membacakan Suratul Fatihah.. untuk Almarhum Ala hadiniah wa likulli niatin solihah wa illa hadrotin nabi Al fatihah..!!

Minggu, 04 Juli 2010

Berpikir Positif, Hadapi Cobaan


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : "Innalillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (QS. al-Baqarah [2]:155-156).

Sebagaimana kandungan ayat al-Qur'an diatas bahwa setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini tidak akan pernah lepas dari segala cobaan dan rintangan Allah. Cobaan-cobaan tersebut akan selalu menghiasi kehidupan manusia dalam kesehariannya, baik berupa sedikit kekuatan, kelaparan, keuranga harta, jiwa dan buah-buahan. Allah telah menetapkan takdir dalam setiap manusia atas segala sesuatunya, dengan waktu yang tidak akan terlewati dan dilampauinya jika waktu tersebut telah tiba. Ia tidak akan terlambat atau lebih cepat walau sedikitpun. Hal yang demikian sudah tertulis dalam kitab-Nya (Lauhul Mahfuzh).

Namun, semua itu tergantung terhadap persepsi dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya, bagi orang-orang yang menganggap bahwa cobaan tersebut suatu kehinaan atau kecelakaan hidup, mereka menghadapinya dengan rasa kesedihan dan ketakutan sehingga membuat mereka depresi, itulah orang-orang yang lemah imannya. Namun juga ada yang beranggapan bahwa cobaan tersebut hanyalah sebuah hiasan hidup dan menghadapinya dengan penuh keringanan dan senyuman, ia justru antusias dan bergembira apabila cobaan tersebut datang padanya dan ia optimis bahwa cobaan tersebut akan bisa diatasinya dengan sebuah "kesabaran", dan ketika rintangan itu sudah melanda hidupnya, hati dan perkataannya selalu dihiasi dengan ungkapan "Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Itulah orang-orang yang kuat dan kukuh imannya.

Salah satunya dari penangkal cobaan atau rintangan kuncinya adalah kesabaran, karena kesabaran merupakan bekal yang tidak pernah habis, penolong yang tidak pernah surut, serta pendamping yang tidak pernah jemu. Untuk itu, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah rintangan hidup, maka tepislah rintangan tersebut dengan kesabaran sejati, yakni menanggung musibah dengan diam, menerima bencana dengan kegembiraan, serta menyambut kemalangan dengan keridhaan. Beruntunglah orang-orang yang sabar karena ia akan mendapakan pahala yang besar disisi Allah, dan Allah akan membalasnya dengan kenikmatan yang sebelumnya belum pernah dirasakan, yakni balasan Surga kelak. Amin...!!

Sabtu, 19 Juni 2010

Penyebab Musibah Di Negara Kita


Kenapa Bencana di Indonesia seakan tidak pernah terhenti?? Apa yang sudah dilakukan Negara yang kita cintai ini? dari Mulai Tsunami, Gempa, Banjir, Lumpur Lapindo, Kebakaran, belum lagi Transportasi dari mulai Darat, Laut dan Udara yang sering sekali mengalami kecelakaan, sekarang siapa yang harus kita salahkan?

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
QS. al-A'raf (7) : 96

Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?
QS. al-A'raf (7) : 97

Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?
QS. al-A'raf (7) : 98

Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
QS. al-A'raf (7) : 99

Kita perhatikan sejenak Firman-firman Allah dalam surat Al-A'raf 96-99 dan itulah jawaban dari Allah tentang apa yang sedang terjadi di Negara kita ini.

"tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." perhatikan penggalan firman ini itu sebuah kata yang seharusnya membuat kita merenenungi apa yang sedang terjadi ini. Firman itu ancaman dari Allah lantas kenapa kita malah tak memperdulikannya bahwasanya kita tahu bahwa yang dikatakan-Nya memang akan benar-benar Terjadi.

Lalu Apa sekarang yang harus kita lakukan agar Negara ini kembali menjadi negara yang penuh Barokah maka perhatikan lah penggalan firman ini
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi" tanpa harus saya bahas panjang-panjang pun pastilah para pembaca mengerti akan maksudnya.

Kita harus meyakini bahwa semua kejadian yang menimpa makhluk, hanyalah Allah Penentu dan Penciptanya, sebagaimana firman-Nya:

Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (QS At Taubah: 51)

Namun perlu difahami bahwa Allah menakdirkan sesuatu adakalanya dengan sebab, seperti menakdirkan orang berilmu sebab dia belajar, menakdirkan orang punya anak karena dia menikah dan contoh lainnya. Demikian pula dengan musibah pun ada sebabnya.

Minggu, 13 Juni 2010

Deskripsi Masjid Al-Aqsa


Nabi pernah melakunan lawatan bertajuk lawatan bumi-langit (yang dikenal dengan istilah "Isra Mi'raj"). Disepanjang perjalanan tersebut, beliau melihat kebesaran kekuasaan Allah. Beliau lihat tanda-tanda kekuasaan yang menunjukkan bahwa Allah Maha Tahu. Beliau bertemu dengan para nabi dan bersalaman dengan mereka, bahkan shalat bersama mereka sebagai iaman di Baitul Maqdis. Dalam perjalanan di langit itu pula shalat disyariatkan dan beliau lihat berbagai bentuk balasan orang-orang yang saleh dan durjana.

Sepulang dari perjalanan bumi-langit yang ditempuh hanya dalam semalam tersebut, pagi harinya beliau keluar dari rumahnya untuk menceritakan kepada khalayak masyarakat tentang apa yang beliau lihat dan saksikan dari berbagai tanda kebesaran Allah.

Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang yang kukuh mendustakan bahwa wahyu Allah turun dari langit ke bumi pada Muhammad SAW mau percaya begitu bahwa beliau dimi'rajkan ke langit. Mula-mula Nabi SAW bercerita tentang perjalanan isra beliau ke Baitul Maqdis. Bara api pun seolah-olah tersulut didalam hati dan dada mereka, memuntahkan seluruh dendam dan kedengkian mereka. Setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa berlomba-lomba mengobok-obok Muhammad SAW begitu ia selesai bercerita, mereka langsung memintanya untuk menggambarkan Baitul Maqdis pada mereka dan mereka tahu persis bahwa beliau belum pernah melihatnya sama saekali seumur hidupnya.

Rasulullah bersabda,
"Ketika orang-orang Quraisy menudingku berbohong, aku langsung berdiri di Hijir (Isma'il), lalu Allah memperlihatkan di hadapanku Baitul Maqdis, maka aku pun mulai memberitahukan kepada mereka mengenai tanda-tanda sambil melihatnya."

Allah menolong Nabi-Nya dan mengeluarkannya dari cobaan ini. Andai saja Allah tidak menolong beliau dengan memperlihatkan Baitul Maqdis dihadapan beliau, tentu orang-orang musyrik akan mendustakan habis-habisan dan akan semakin banyak pula orang-orang yang murtad, keluar dari Islam dan kembali kejalan kekafiran. hal itu dikarenakan sewaktu Nabi SAW di'israkan, beliau tidak sempat mengamati betul Masjidil Aqsha, pintu-pintunya dan jendela-jendelanya. Nabi pun tidak mengenal satu persatu nabi yang shalat bersama beliau di Baitul Maqdis, karena jumlah mereka sangat banyak dan mereka berkumpul untuk shalat dibelakang beliau. Ketika beliau maju dan menjadi imam mereka, beliau langsung menyelesaikan perjalanan tanpa berkenalan dengan mereka satu persatu. Karena itu, ketika beliau naik ke langit, beliau terus bertanya kepada Jibril tentang mereka satu persatu. Tatkala kaum musyrikin menodong beliau dengan permintaan mereka untuk menggambarkan Masjidil Aqsa, beliau pun tidak tahu apa yang harus beliau katakan. Namun Allah dengan cepat memperlihatkan kepada beliau gambaran masjid tersebut, sehingga Nabi bisa dengan mudah dan lancar menggambarkannya kepada mereka.

Begitulah.. Orang-orang berkumpul mengerubuti Nabi untuk mendengarkan ceritau beliau dan untuk membuktikan bahwa beliau bohong. Nabi lantas berdiri di Hijir dan Allah pun memperlihatkan gambaran Baitul Maqdis dihadapan Nabi-Nya sehingga beliau bisa menggambarkannya secara gamblang dihadapan mereka. Orang-orang kafir tentu saja kebingungan dan terus mencari-cari sesuatu yang bbisa menunjukkan pada mereka bahwa beliau pembohong, namun mereka kewalahan, tidak mampu mencarinya dan membiarkan Nabi menceritakan pengalamannya, sementara mereka hanya bisa pasrah tanpa mampu menunjukkan kebohongan.

Sabtu, 05 Juni 2010

Kesaksian Se-ekor Serigala



Penulis tertarik mengawali pembicaraan tentang kalangan yang mengetahui (menyadari) kebenaran dan mengakui kerasulan Muhammad SAW dari bangsa hewan agar bangsa manusia mau mengambil pelajaran dan mengikuti kebenaran yang terang benderang cahanya di ujuk cakrawala.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia bercerita : Seekor serigala mengejar seekor domba dan menangkapnya, lalu si pengembala mengejarnya dan menarik domba tersebut dari cengkramannya. Serigala tersebut pun duduk berjongkok diatas ekornya sambil berkata, "Apakah kau tidak takut kepada Allah? Mengapa kau ambil paksa dariku rezeki yang telah diberikan Allah kepadaku?
"Aneh bin ajaib", seri si pengembala. "Ada seekor serigala berbicara kepadaku seperti manusia!" "Maukah kau aku beritahu sesuatu yang lebih menakjubkan dari hal tersebut?" Tukas serigala. "Muhammad SAW di Yatsrib memberitahukan kepada umat manusia berita-berita umat terlebih dahulu."

Abu Sa'id melanjutkan : (Tertarik dengan ucapan serigala tersebut) si pengembala pun menggiring dombanya ke Madinah dan begitu memasuki kota tersebut ia tambatkan dombanya disalah satu sudut kota Madinah, kemudian datang menghadap Rasulullah SAW dan memberitahukan kejadian tersebut.

Rasulullah SAW lantas memberikan perintah (untuk mengumpulkan umat di masjid) maka dikumandangkan seruan "Mari dirikan shalat berjamaah" (setelah orang-orang berkumpul), beliau kemudian keluar menemui mereka dan berbicara kepada sipengembala, "ceritakan pada mereka" Si pengembala pun menceritakan apa yang dialaminya pada kahalayak jamaah shalat.

Rasulullah SAW menukas "Benar apakatanya, Demi Dzat yang diriku ada didalam genggaman tangan kuasa-Nya, kiamat tidak akan tiba sampai ada binatang-binatang buas yang berbicara pada manusia, dan sampai ada seseorang yang diajak bicara oleh ujung cambuknya dan oleh tali sepatunya, sertia diberitahu oleh pahanya mengenai apa yang diperbuat oleh keluarganya sepeninggalnya."

Melihat Kemungkaran

Ada sebagian dari teman kita bertanya pada saya, Apabila kita melihat penguasa berbuat kemungkaran, harus bagaimanakah sikap kita sebagai masyarakat ?

Harus kita akui memang, ada beberapa pemimpin kita kerap kita lihat keluar-masuk peradilan dunia dengan sebab-sebab yang berbeda-beda. Sesungguhnya mereka juga hanyalah manusia biasa yang tak luput dari sebuah dosa, mereka pun punya hawa nafsu seperti kita, terus bagaimana sikap kita kalau kita melihat kemungkaran itu terjadi didepan mata kita ? baik itu dilakukan penguasa-penguasa kita ataupun manusia dalam konteks lebih luas. Rasulullah bersabda :


"Dari abu Said al-Khudri, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah bresabda, "Siapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya (mencegahnya) kengan tangannya (kekuasannya), jika dia tidak sanggup, maka dengan lisannya (menasihatinya), dan jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya(merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman". (HR Muslim)

Jelas Rasulullah dengan sabdanya, mengajarkan kita bagaimana sikap atau perilaku disaat kita melihat kemungkarang terjadi dihadapan mata kita. Dalam hadist ini juga menunjukkan bahwa imana berbeda-beda tingkatannya, sebagiannya ada yang lemah dan sebagiannya ada yang kuat. Ini menurut pendapat Ahlus Sunnah wal Jama'ah, mereka memiliki dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, bahwa iman itu berbeda-beda tingkatannya.
Namun kita tidak perlu risau tentang kemungkaran mereka (para penguasa kita) karena banyak yang berhasil menipu daya kita sebagai seorang rakyat, banyak yang akhirnya lolos dari tuduhan yang sebenarnya memang benar-benar mereka lakukan, tidak sedikit juga yang tidak diketahui oleh badan-badan yang terkait tentang kemungkaran namun apa yang mereka lakukan itu akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang mereka pimpin dan tak sedikitpun kebaikan atau keburukan yang akan terlewat dari pengadilan-Nya sebagaimana sabda Rasulullah :

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.


Dari hadist tersebut kita tangkap bahwa setia manusia itu pemimpin dan akan dipertanggung jawabkan apa yang mereka telah pimpin.
Semoga kita semua menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, pemimpin-pemimpin yang hidup dalam dekapan-Nya, pemimpin-pemimpin yang adil bagi setiap apa-apa yang kita pimpin.

AMIN-AMIN YA ROBBAL ALAMIN.. !!

Dampak Buruk Dusta


Jauhilah Dusta, karena dusta merusak hakikat yang sebenarnya atas dirimu dan akan merusak pula kondisimu dan pandangan manusia terhadapmu. Pendusta akan menggambarkan sesuatu yang tiada seperti ada dan ayang ada seperti tiada. Kebenaran dikatakan sebagai kebatilan, kebatilan dikatakan kebenaran. Kebaikan dikatakan sebagai keburukan dan keburukan dikatakan kebaikan. Akhirnya hakikat sebenarnya tidak mampu ia kenali sebagai akibat atas kedustaannya.


Selanjutnya ia menyampaikan hal itu kepada orang lain yang tertipu dengannya dan sependapat dengannya, sehingga pandangan dan pengetahuannya terhadap sesuatu menjadi tidak benar. Jiwa seorang pendusta akan senantiasa bertentangan dengan hakikat sebenarnya dan mempengaruhinya untuk berbuat bathil. Jika kekuatan pandangan dan pengetahuan yang merupakan sumber segala perbuatan telah rusak, maka rusak pula amal perbuatan yang didasarkan padanya sehingga tidak bermanfaat lisan maupun alam perbuatan.
Karena itulah dusta merupakan pokok kejahatan, sebagaima disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW :

"Sesungguhnya dusta akan mendorong kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan kepada mereka." (Muttafaq Alaih)

Awal dusta bermula dari hawa nafsu, kemudian berpindah ke lisan sehingga merusaknya. Selanjutnya menjalar keseluruh anggota tubuh hingga merusak anggota badannya sebagaimana ia telah merusak ucapannya. Dengan demikian dusta merusak segalanya, baik ucapan, perbuatan dan kondisin ya, hingga tersebarlah kerusakan, penyakitnya akan menjerumuskan nya ke dalam kehancuran jika Allah tidak mengobatinya dengan kejujuran yang mencabut sifat dusta sampai ke akar-akarnya.

Oleh karena itulah, dasar segala perbuatan hati adalah kejujuran, sedangkan lawannya adalah riya', ujub, sombong, takabur, gengsi, malas, takut dan sebagainya yang berpangkal pada sifat dusta. Segala perbuatan, baik yang tampak maupun yang tersebunyi bersumber dari kejujuran. Dan setiap amal buruk yang tampak maupun yang tersembunyi pangkalnya adalah dusta. Allah memberikan sangsi kepada pendusta berupa tidak dapat meraih maslahat dan mafaat.

Dan Dia memberikan pahala kepada orang-orang jujur berupa taufik untuk mendapatkan suatu maslahat dunia dan akhiratnya sebagaimana maslahat dunia akhiratnya.

Allah Berfirman.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah : 119)

Allah Berfirman.
"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal didalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntung yang paling besar". (QS. Al-Maidah : 119)

Allah Berfirman.
"Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih bagi bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih bagi mereka." (QS. Muhammad : 21).

Wallaahu A'lam..!!

Terbiasa Membaca Al-Qur'an


Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang digunakan sebagai sumber hukum sekaligus tuntunan, pedoman, dan pegangan hidup seluruh umat Islam. Al Quran merupakan petunjuk dan penyelamat kita di dunia maupun di akhirat. Ayat-ayat suci yang terdapat di dalam Al Quran bagaikan puisi-puisi terindah sepanjang masa.Membaca Al Quran merupakan salah satu ibadah yang wajib bagi umat Islam.


Umat Islam yang senantiasa membaca Al Quran ikhlas karena Allah swt maka Allah swt akan melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga ia selalu berada di dalam lindungan Allah swt. Al Quran, memang sebuah petunjuk yang menuntun umat Islam dan menjadi cahaya kehidupan. Selain itu, membaca Al Quran mampu membuat hati seseorang menjadi lebih tenang, karena Al Quran merupakan obat penawar segala macam penyakit, baik rohani maupun jasmani pada diri manusia. Seperti dalam firman Allah swt dalam surat Yunus ayat 57 yang berbunyi: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus:57)
Perintah membaca Al Quran terdapat dalam surat Al Alaq ayat 1-5, yang menjelaskan pentingnya membaca Al Quran. Namun tidak sebatas membacanya saja, melainkan penting pula untuk mempelajarinya, mengkaji lebih dalam, menghayatinya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam hadits menyebutkan bahwa membaca Al Quran akan mendatangkan pahala bagi yang membacanya.

Rasulullah saw bersabda:

“Bacalah kamu akan Al-Quran, sesungguhnya (al-Quran) akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada pembaca-pembacanya.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Tarmidzi)

Membaca Al Quran perlu diajarkan dan dibiasakan sejak dini. Pada umumnya, anak-anak usia pra sekolah sudah mulai dimasukkan oleh orangtuanya ke suatu lembaga pendidikan islam seperti TPA/TPQ. Di lembaga pendidikan tersebut anak akan diajarkan membaca huruf arab dengan menggunakan buku “Iqro” hingga belajar membaca Juz Amma dan Al Quran. Sedari kecil, umat Islam diharapkan terbiasa dan senantiasa membaca, mencintai, dan menghayati Al Quran.

Namun, peran orangtua dalam membiasakan anak membaca Al Quran juga sangat penting terutama di dalam rumah. Rumah merupakan tempat pertama kali anak mendapat pendidikan, terutama dari orangtuanya. Didikan orangtua di rumah akan terlihat pada pembentukan kepribadian sang anak. Apabila orangtua mengajarkan hal-hal yang baik sesuai syariat agama Islam, maka ajaran atau didikan tersebut akan selalu tertanam pada anak hingga ia beranjak dewasa.

Orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu, tidak hanya memerintahkan atau menyuruh sang anak untuk beribadah dan membaca Al Quran. Ayah dan ibu di rumah wajib memberikan contoh teladan. Misalnya saja dengan senantiasa membaca Al Quran di rumah setelah sholat maghrib atau subuh, ataupun di waktu lainnya. Untuk itu, para orangtua juga diharapkan memiliki kesadaran dalam membiasakan membaca Al Quran pada dirinya sendiri terlebih dahulu. Mungkin bagi yang tidak terbiasa, membaca Al Quran secara rutin akan terasa berat. Namun bila kita berpikir, begitu banyak waktu yang dapat kita habiskan untuk menonton televisi, membaca koran atau majalah, menjelajahi internet, serta kegiatan yang bersifat duniawi lainnya, maka tidak ada salahnya bila seharusnya kita juga dapat meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajari Al Quran.

Apabila orangtua sudah membiasakan dirinya membaca Al Quran, maka untuk seterusnya dapat mengajak sang anak untuk membaca bersama, mengajarkannya, dan bertadabur. Memanfaatkan waktu dengan beribadah dengan seluruh anggota keluarga di rumah merupakan saat yang sangat berharga dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Betapa pentingnya membiasakan membaca Al Quran sejak dini. Bila sudah ditanamkan sejak kecil, Insya Allah akan terus menjadi kebiasaan hingga anak beranjak dewasa dan seterusnya. Orangtua pun akan bangga dengan kebiasaan membaca Al Quran pada sang anak. Keadaan rumah pun akan terasa lebih nyaman dengan lantunan ayat-ayat suci Al Quran. Dan yang terpenting adalah harapan akan rahmat dan ridho Allah swt demi mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.

Wallahualam bishshawab.